Latest News

Friday, March 23, 2018

Tanggapan Atas Tuduhan No 41 - Ciri Keempat,Dan kalau Ia datang, Ia kan mengisafkan dunia akan dosa,kebenaran dan penghakiman

Ciri Keempat,Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman ( Yohanes 16:8 )

Yesus sekali lagi dengan tepat mengatakan bahwa sang penghibur akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman. Pertama Yesus mengatakan bahwa sang penghibur akan mengingatkan tentang ajarannya, kedua yesus mengatakan bahwa dunia akan diinsafkan dari pemahaman yang salah tentang dosa, kebenaran dan penghakiman seperti yang diyakini oleh pengikut kristen pagan.
JAWAB : ( Tanggapan no 41 )

* Yohanes 16:8-9 
16:8Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
16:9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku;


"Ia akan menginsafkan dunia akan dosa". Roh Kudus, pertama-tama akan datang kepada para murid (lihat pada akhir ayat 7), dan melalui mereka Roh akan menjalankan tugasNya menginsafkan manusia. Roh Kudus ini yang berkerja melalui para rasul, menghasilkan keinsafan akan dosa dimulai dari kota dimana Yesus disalibkan (lihat, Kisah 2:37), kemudian terus menyebar sesuai amanat Yesus Kristus :

* Kisah Para Rasul 1:8 
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi


Roh Kudus akan juga mengingatkan manusia akan dosa. Karena dosa dunia ini menjadi sangat menonjol dengan penolakan orang-orang dunia terhadap Yesus, padahal seharusnya Ia diterima. Roh Kudus inilah yang menjadikan hal tersebut menjadi sangat penting. Bahwa didalam kebutaan manusia yang menolak Yesus Kristus dan menyebutNya sebagai seorang pendosa, justru mereka ucapkan pada saat dosa mereka sendiri sedang menuntun mereka untuk membunuhnya (menerima kematian kekal).


Tuduhan :
Tetapi kamu berkata: Mengapa anak tidak turut menanggung kesalahan ayahnya? --Karena anak itu melakukan keadilan dan kebenaran, melakukan semua ketetapan-Ku dengan setia, maka ia pasti hidup. ( Yehezkiel 18:19 )
JAWAB :

Dosa sebagai tanggung jawab pribadi :

* Yehezkiel 18:20 LAI TB, Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya. 
KJV, The soul that sinneth, it shall die. The son shall not bear the iniquity of the father, neither shall the father bear the iniquity of the son: the righteousness of the righteous shall be upon him, and the wickedness of the wicked shall be upon him.
Hebrew, 
הַנֶּפֶשׁ הַחֹטֵאת הִיא תָמוּת בֵּן לֹא־יִשָּׂא ׀ בַּעֲוֹן הָאָב וְאָב לֹא יִשָּׂא בַּעֲוֹן הַבֵּן צִדְקַת הַצַּדִּיק עָלָיו תִּֽהְיֶה וְרִשְׁעַת [רָשָׁע כ] (הָרָשָׁע ק) עָלָיו תִּֽהְיֶֽה׃ ס
Translit, HANEFESY HAKHOTET HI TAMUT BEN LO-YISA BA'AVON HA'AV VE'AV LO YISA BA'AVON HABEN TSIDQAT HATSADIQ 'ALAV TIHYEH VERISYATARASYA HARASYA ALAV TIHYEH


Ayat diatas seringkali digunakan untuk mempermasalahkan adanya pengertian dosa asal pada ajaran Kristiani. Namun, kita harus melihat konteks yang diangkat oleh Yehezkiel ini adalah berbeda dengan maksud dari pengajaran "Dosa Asal".

Nabi Yehezkiel datang kepada bangsa Israel untuk menegur kesalahan mereka, dan mengajak mereka untuk memperbarui hidup. (Silahkan Baca keseluruhan Kitab Yehezkiel pasal 18 ini) 

Pada jaman nabi Yehezkiel, berkembang sebuah pemikiran yang salah mengenai dosa turunan. Bangsa Israel saat itu merasa bahwa mereka hidup di bawah penghukuman akibat dosa/kesalahan yang dilakukan oleh generasi-generasi sebelum mereka (ay. 2). Orang pada saat itu percaya bahwa sifat baik dan sifat buruk meru pakan faktor keturunan, sehingga mereka merasa tidak perlu untuk merubah diri. 

Pemahaman seperti ini muncul akibat mereka salah mengerti firman Allah dalam ayat sbb :

* Keluaran 20:5 LAI TB, Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku
KJV, Thou shalt not bow down thyself to them, nor serve them: for I the LORD thy God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children unto the third and fourth generation of them that hate me;
Hebrew,
לֹֽא־תִשְׁתַּחְוֶה לָהֶם וְלֹא תָעָבְדֵם כִּי אָֽנֹכִי יְהוָה אֱלֹהֶיךָ אֵל קַנָּא פֹּקֵד עֲוֹן אָבֹת עַל־בָּנִים עַל־שִׁלֵּשִׁים וְעַל־רִבֵּעִים לְשֹׂנְאָֽי׃
Translit, LO-TISYTAKHAVE LAHEM VELO TA'AVDEM KI ANOKHI YEHOVAH ELOHEIKHA 'EL QANA POQED 'AVON 'AVOT 'AL-BANIM AL-SYILESYIM VE'AL-RIBE'IM LESONAI


Konsep yang diangkat dalam Keluaran 20:5 sebenarnya mau menunjukkan bahwa anak-anak dapat terpengaruh oleh dosa yang dilakukan orang-tua mereka, karena orang-tua adalah seorang model bagi anak. Kelakuan buruk orang-tua, dengan mudah dapat mempengaruhi kelakuan anak. Sehingga ketika mereka melakukan dosa yang sama seperti orang-tuanya, maka mereka juga akan menerima hukuman yang sama dengan orang-tua mereka. Namun apabila mereka tidak melakukan dosa seperti orang-tua mereka, mereka tidak akan menerima penghukuman itu. Jadi yang ditekankan di sini sebenarnya adalah tanggung-jawab pribadi terhadap dosa. 

Nabi Yehezkiel membawa firman Allah untuk meluruskan pemahaman yang salah tersebut (ayat 3-4). Allah secara tegas mengatakan "..semua jiwa Aku punya!..", untuk menjelaskan bahwa Ia menciptakan semua orang, dan mereka diberi kehendak bebas untuk menuruti jalan Tuhan atau tidak, dan mereka tidak dibelenggu oleh keturunan. Tuhan menegaskan suatu prinsip bahwa orang berdosa Iah yang akan menerima hukuman (ayat 4). 

Karena salah mengerti maksud firman Allah, bangsa Israel menganggap tindakan Allah tidak tepat (ayat 25a, 29b). Respon ini menunjukkan sikap kekanak-kanakan bangsa Israel. Allah itu adil, namun manusialah yang melanggar aturan Allah. Bangsa Israel ingin Allah untuk mengikuti standard mereka, padahal seharusnya mereka yang hidup menurut standard yang Allah berikan. 

Allah menjelaskan bahwa orang yang berbalik dari dosanya akan hidup sedangkan mereka yang kembali kepada dosa akan mati (ayat 26-28 ), untuk menunjukkan bahwa prinsip keturunan tidak berlaku apabila orang bertobat dari dosa-dosanya. Semua itu tergantung dari pilihan orang yang bersangkutan (ayat 30). 

Tuhan memanggil umat Israel untuk bertobat, karena Tuhan tidak menghendaki kematian manusia (ayat 32). Dengan kata lain "kematian" manusia bukanlah sebuah hukuman yang Tuhan berikan, namun sebagai sebuah konsekuensi logis dari dosa manusia. Tuhan ingin manusia hidup, oleh karena itu Ia menawarkan pengampunan bagi mereka yang bertobat. 

Dosa dan hukuman atas dosa merupakan akibat dari pilihan pribadi seseorang, bukan masalah keturunan atau bawaan. Seseorang bisa saja terkena dampak dari dosa yang dilakukan oleh orang-lain, namun tidak otomatis bertanggung-jawab terhadap dosa tersebut. 

Setiap orang bertanggung-jawab secara pribadi terhadap dosa--dosanya. 

Tidak ada gunanya mencari kambing hitam bagi dosa-dosa yang seseorang lakukan. 

Yehezkiel mampu menegur bangsa Israel atas kesalahan mereka, karena ia memegang firman Allah, bukan sekedar pendapat pribadinya. 

Tuhan tidak menghendaki manusia mati akibat dosa-dosanya, oleh karena itu Ia menganjurkan pertobatan dan menawarkan pengampunan

Selanjutnya, untuk mengerti apa itu "Dosa Asal", Anda bisa membaca artikel : Menjawab tuduhan dan salah paham: "Dosa Asal" dari nenek-moyang terturun kepada anak-cucunya? Dimanakah keadilan Allah? , di viewtopic.php?p=1519#1519

No comments:

Post a Comment