Tanggapan 25:
"Duduk di Sebelah Kanan" adalah ungkapan alegoris Semitis. Istilah itu digunakan Stefanus untuk menggambarkan bahwa Yesus memegang kekuasaan. Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan.
Dan ungkapan yang diucapkan Stefanus ini bukan bermakna bahwa Allah itu ada lebih dari 1 (jamak).
Tuhan Yesus berkata : "Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."(Yohanes 4:24)
Allah itu roh, Allah bukan benda 3 dimensi seperti kita yang punya kanan-kiri-depan-belakang-atas bawah. Dengan sifat yang multidimensi dan Maha Hadir, dan bukan sosok fisik seperti kita sekarang ini, bahkan dalam Perjanjian Lama sering di gambarkan sebagai cahaya terang dan tidak bisa kita lihat dengan mata.
"Yesus duduk di sebelah kanan Allah" bukan berarti ada 2 allah, ayat-ayat tentangg hal ini oleh teman Muslim sering dipakai sebagai penyerangan kepada iman Kristiani bahwa, iman kita ini politeisme. Duduk di sebelah kanan Allah adalah lambang dari kekuasaan Yesus sebagai pemegang otoritas ke-Allahan sejati. Kita lihat referensi Perjanjian Lama (budaya Semitis):
- * Keluaran 15:6
Tangan kanan-Mu, TUHAN, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, TUHAN, menghancurkan musuh.
* Keluaran 15:12
Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumipun menelan mereka.
* Ulangan 33:2
Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala."
Selengkapnya, bisa dibaca pengertiannya ini di yesus-di-sebelah-kanan-allah-vt541.html#p992
Perlu dipahami bahwa apa yang dilihat oleh Stefanus adalah peristiwa adikodrati, yang tentu akan sulit dikatakan dengan 'bahasa manusia', maka dengan latar belakang ungkapan Yahudi, Stefanus menggambarkan peristiwa di alam roh yang dilihatnya itu dengan cara yang dipahami masyarakat Yahudi yang saat itu menyaksikan detik-detik kematiannya.
Saya lebih condong kepada pendapat bahwa apa yang dilihat oleh Stefanus adalah "THEOFANI" (Allah menampakkan diri dengan tanda-tanda yang dapat dihayati oleh yang bersangkutan, sehingga ybs. sadar bahwa mereka berhadapan dengan Allah sendiri).
Dalam "THEOFANI" ini, Yesus dalam ke-AllahanNya menampakkan kehadiran kemuliaan Allah yang berkuasa, penyataan secara kelihatan dan secara supra alamiah keagungan Allah yang tertinggi.
Tetapi Stefanus 'belum bisa melihat Allah dalam Dzat/ Hakekat/ Substansi-Nya yang sejati' karena saat itu Stefanus belum mati.
Sebab kalau Stefanus sudah melihat Allah dalam Dzat/ Hakekat/ Substansi-Nya yang sebenarnya, tentu Paulus tidak akan menulis 1 Timotius 6:16, hal itu sebenarnya sudah jelas dimana Yohanes juga mengungkap hal yang sama baik dalam Injil Yohanes dan dalam 1 Yohanes 4:12-13. Apa yang dilihat Stefanus adalah masih dalam kategori "THEOFANI". Sebab dalam raga-nya sebagai manusia, Stefanus belum dapat melihat Allah dalam Dzat/ Hakekat/ Substansi-Nya yang sejati.
Selengkapnya Anda bisa baca dalam Artikel ini: apakah-tuhan-bisa-dilihat-manusia-vt16.html#p34
No comments:
Post a Comment